Jumat, 04 Mei 2012

KADER MUDA MUHAMMADIYAH DAN VIRUS POLITIK PRAKTIS


KADER MUDA MUHAMMADIYAH DAN VIRUS POLITIK PRAKTIS
Oleh. Agus Saputro
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Management Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiya ( PD IPM ) Wonogiri
Politik merupakan satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagian orang menganggap bahwa politik adalah hal yang sangat kotor dan menjijikan yang harus di jauhi, pernyataan ini tidak semata-mata tanpa alasan, akan tetapi wajah politik di Indonesia yang membuat sebagian orang berpendapat seperti itu. Permainan para elit politik negri ini yang menampilkan perilaku saling membunuh dan saling menyerang antara satu dengan yang lain, perilaku aktor politik yang menhalalkan segala cara untuk meraih tujuan dan berkuasa, janji-janji para politikus saat kampanye yang semanis madu tetapi realitas yang sangat pahit di rasakan rakyat saat para aktor politik tidak pernah menepati janji dan tersandung berbagai sekandal kasus korupsi, serta keputusan pemimpin yang jarang berpihak pada rakyat kecil dan lebih cenderung menguntungkan pengusaha-pengusaha besar dan pihak asing.
Minimnya moral para politikus di tambah kurangnya kompetensi menjadikan wajah politik Indonesia semakin muram. Politik uang dan politik praktis cenderung mendomonasi panggung pentas politik negeri. Politik juga menjadi alat untuk menindas dan menghisap darah saudara sebangsa sendiri, karena di saat duduk di kursi  penguasa yang notabene yang memilih adalah rakyat justru politikus bagaikan kacang yang lupa pada kulitya. Di Indonesia juga terjadi pergeseran makna dari pemimpin yang seharusnya menjadi wakil dari rakyat tetapi justru menjadi penindas dan pencipta kesengsaraan rakyat. Di sinilah organisasi islam menjadi satu-satunya tumpuan rakyat untuk merubah ruangan kotor politik Indonesia menjadi ruangan yang nyaman dan membuat penghuninya krasan. Organisasi islam di anggap sebagai secercah harapan bangsa untuk melahirkan calon-calon pemimpin yang mampu mengemban amanah rakkyat dan bangsa. Meski ormas islam seperti Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama ( NU ) secara terang-terangan menolak apabila mereka di anggap sebagai partai politik. Bahkan Muhammadiyah menindak tegas pimpinan Muhammadiyah untuk melepas jabatan apabila mereka terlibat dalam aktifitas politik. Tetapi tidak kita pungkiri bahawa dari organisasi-organisasi islam inilah lahir tokoh-tokoh bangsa dengan dedikasi tinggi untuk memajukan bangsa.Buya Syafi’i Ma’arif, Prof.Amin Rais adalah sosok yang telah membuktikan kepiawaian mereka di bidang masing-Masig di dalam memberikan solusi dari masalah-masalah yang mendera bangsa ini. Di masa lalu kita masih mengingat jasa KH.Mas Mansyur, salah satu tokoh Muhammadiyah yang turut serta berjasa di dalam merumuskan Undang-Undang Dasar 1945.
Mengingat begitu peliknya masalah yang mendera bangsa ini, semoga kelak lahir lebih banyak tokoh muda  yang kompeten dan mampu menerobos rintangan sehingga mampu mengeluarkan bangsa Indonesia dari peliknya masalah yang mendera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar