Peran Strategis Pelajar Di
Dalam Memperbaiki Kondisi Bangsa Dan Berbagai Problematika Yang Mengiringinya
Oleh.
Agus Saputro
Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dan
Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan
Pelajar Muhammadiyah Kab. Wonogiri
Seiring dengan berkembangya
zaman dan bangsa kita sebagai bangsa yang merdeka, dan bebas dari jajahan bangsa
asing maka ganjalan dan tantangan bagaikan kerikil tajam yang menghadang
perjalanan perkembangan bangsa kita menuju bangsa yang maju. Tantangan dan
problematika silih berganti menghampiri bangsa ini. Mulai dari sekandal korupsi yang menyeret elit politik serta
petinggi lembaga negara di negeri ini, kemiskinan yang seolah menjadi masalah
yang tak berujung,, buruknya kinerja pemerintah dalam menahkodai negerei
tercinta sampai semakin tingginya tindak kriminalitas di sekitar kita. Hal itu
merupakan suatu rintangan serius yang sedang di hadapi negara kita. Dan
memerlukan kosentrasi khusus untuk menyelesaikanya.
Bagaikan sambaran petir di
langit cerah, kita sebagai pelajar seolah hati kita terketuk dan terpanggil
untuk memberrikan peranan dan kontribusi di dalam memecahkan masalah yang
melilit bangsa. Sebagai gerakan awal hendaknya para pelajar di seluruh
Nusantara bersatu padu untuk terut serta berfikir memecahkan problematikan
tersebut. Karena tidak dapat kita pungkiri pelajar sebagai agent of cange atau pembawa perubahan adalah alat strategis untuk
memperbaiki kebobrokan bangsa. Peranan dan tindakan nyata dari pelajar akan mampu membawa dampak signifikan bagi
berkembangnya bangsa Indonesia.
Pelajar yang memiliki pola
pikir kritis dan peka terhadap masalah yang timbul di sekitarnya di harapkan
mampu memberikan sumbangan pikiran dan saran untuk memajukan negara kita.
Kepekaan seorang intelektual muda di harapkan mampu berfikir kritis di dalam
mencari pemecahan masalah yang sesuai dan efektif. Karena tidak dapat di
pungkiri bahwa generasi muda mempunya fisik lebih kuat, lebih peka terhadap
masalah, dan berfikir lebih kritis di dalam mencari solusi saat menghadapi
masalah.
Pemerintah pun hendaknya
juga memberikan keleluasaan dan kebebasan para pelajar untuk menyampaikan
aspirasi mereka. Minimnya sarana berekspresi dan sarana untuk memberikan
masukan kepada pemerintah juga merupakan salah satu faktor penyebab gagalnya
pemerintah di dalam mengelola Negara. Pemerintah seolah membatasi ruang gerak
pelajar untuk memberikan saran dan masukan terhadap pemerintah sehingga kegiatan
pelajar hanya terkonsentrasi di sekolah saja. Pemerintah seolah menutup mata
dan menulikan telinga mereka dari teriakan para pelajar.
Pelajar sebagai generasi
pemegang tahta kekuasaan dan calon pemimpin bangsa mempunyai peranan yang
sangat strategis di dalam menentukan masa depan dan arah bangsa. Pelajar yang
memiliki intelektualitas dan akhlak yang mulia akan menjadi jaminan kemajuan dan kejayaan bangsa.Pelajar
lah yang kelak akan menjadi masinis pembawa lokomotif bangsa yang di iringi
gerbong-gerbong masalah yang sudah menggunung dan menuntut untuk segera di
pecahkan.
Dalam goresan tinta sejarah
bangsa ini pelajar telah menorehkan tinta emas di buku perjalanan bangsa. Mulai
dari peran pelajar dan intelektual muda di dalam menanamkan dan merubah pola pikir
bangsa dari pola pikir bahwa berjuang itu harus dengan mengangkat senjata
menjadi perjuangan secara diplomasi dan strategi-strategi perundingan serta
perang pena ataupun tulisan. Pada tahun
1908 melalui Budi Utomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia
pelajar Indonesia memberikan peranan yang sangat luar biasa di dalam membawa bangsa keluar dari lubang setan
penjajah. Pada masa memerdekakan bangsa Indonesia, pelajar mencatat sejarah
dengan menjadi sutradara dan sekaligus aktor di dalam menculik Ir.Soekarno dan
membawanya ke Rengasdengklok serta mendesak Ir. Soekarno untuk segera
memproklamasikan kemerdekakan Indonesia.
Di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan pelajar melaui
tentara pelajar bahu membahu bersama seluruh elemen bangsa untuk menjaga sang
saka merah putih agar tetap berkibar di seluruh nusantara. Pada Era Reformasi
tahun 1998 pera pelajar dan Mahasiswa berperan di dalam menjungkalkan rezim
orde baru yang di pimpin presidan Soeharto yang menguasai Indonesia selama 32
tahun secara diktator. Kebebasan bangsa dari kungkungan orde baru membawa angin
segar bagi pera pelajar untuk berperan lebih di dalam perjalanan bangsa.
Realita-realita tersebutlah
yang member jawaban dan bukti betapa strategisnya pelajar di dalam membantu
bangsa Indonesia keluar dari problematika yang sangat kompleks. Menanamkan pada
pelajar sikap jujur dan akhlak mulia merupakan pilihan tepat untuk menjadi obat
yang manjur di dalam mengobati penyakit yang di dderita bangsa ini yang semakin
kronis. Karena entah mau atau tidak generasi muda dan pelajarlah yang kelak
akan memimpin bangsa ini. Jika pelajar saat ini tidak mempunyai intelektualitas
yang tinggi dan akhlak yang mulia maka sudah dapat di pastikan bahwa kehancuran
bangsa ini akan semakin dekat. Tetapi jika generasi muda saat ini memiliki
intelektualitas dan akhlak mulia suddah dapat di psatikan kelak bangsa ini akan
menjadi bangsa yang Berjaya.
Selain peranan strategis
pelajar tersebut pelajar yang rata-rata
adalah remaja pada usia muda yang masih memiliki pikiran labil dan cenderung
ber api-api memerlukan perhatian lebih, agar mereka tidak tersesat di jalan
yang salah. Pendampingan terhadap pelajar di saat para pelajar belajar mencari
jati diri menuju kedewasaan harus di
lakukan.
Sebuah realita memilukan di
saat pelajar harusnya sebagai agen perubahan ke arah lebih baik tetapi karena
pola urus yang salah mebuat pelajar justru berbalik yaitu membawa perubahan ke arah yang buruk. Lunturnya moral dan akhlak
terpuci dari pelajar juga harus mendapat perhatian serius dari para pelajar
yang mempunyai keinginan untuk merubah masa depan bangsa. Karena hanaya pelajar
sendiri lah yang tahu bagaimana memperbaiki semuanya.
Masih terngiyang di benak
kita pada even akbar olah raga terbesar se-Asia Tenggara Sea Gaames yang baru
saja usai, dan keberhasilan bangsa ini
mampu mengukir sejarah dengan membukukan namanya sebagai juara umum karena
memperoleh Medali Emas paling banyak. Dari mana kebehasilan itu kita dapat…???
Hampir 30% atau bahkan lebih atlit-atlit penggawa Indonesia adalah bersetatus
sebagai pelajar dan mahasiswa. Dan mereka menunjukan bahwa mereka mampu
menunjukan torehan tinta emas dari usaha gigih mereka di dalam mengharumkan
nama bangsa melalui bidang olah raga.
Selepas dari kegemilangan
prestasi para pemuda dan pelajaar Indonesia terdengar berita yang sangat
menyentil, yaitu otak dan pelaku pembunuhan seorang pelajar di Jakarta
adalah juga berstatus sebagai pelajar.
Terkuak bahawa pembunuh pelajar tersebut adalah teman sekolah sang korban. Ironi memang di saat beberapa pelajar
dan pemuda berusaha mengharumkan nama bangsa tetapi justru merekan menyebarkan
aroma busuk dari perbuatan tidak biadab mereka.
Berbagai factor yang
menghambat produktifitas pelajar dan pemuda menjadi pekerjaan yang memerlukan
konsentrasi dari semua pihak dan menuntut untuk segera diselesaikan. Faktor tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya
pengawasan dan perhatian orang tua menjadi factor terbesar penyebab
terhambatnya produktifitas pelajar. Banyak di antara kasus-kasus yang
menghampiri pelajar di karenakan retak dan hancurnya kehidupan keluarga mereka
atau broken home. Remaja ataupun
pelajar mencari kebahagiaan ataupun perhatian lain di luar keluarga mereka,
tetapi mereka tidak sadar kalau jalan yang mereka pilih adalah salah.
2. Media
yang selalu menampilkan pola hidup hedonis dan identik dengan hura-hura juga
menjadi saalah satu faktornya. Banyak sekali sinetron, drama remaja, rubrik-rubrik
di koran ataupun majalah yang menampilkan perilaku hidup mewah dan mengarah
pada pergaulan bebas remaja. Pelajar dan remaja Indonesia setiap hari di cekoki
dengan tontonan-tontonan yang sangat bertentangan dengan moral dan etika di
Negara kita.
3. Bebas
dan sangat mudahnya situs-situs porno di akses oleh para pelajar dan remaja.
Kemudahan dalam akses internet juga membawa dampak dengan mudahnya fasilitas
tersebut di salah gunakan. Di sekolah, di kampus yang menyediakan jasa internet
gratis dan makin menjamurnya warung internet atau warnet dengan tarif yang
terjangkau dengan minimnya pengawasan menjadi semakin besarnya fasilitas itu di
salah gunakan.
4. Kejujuran
yang tidak di tanamkan sejak dini menjadi salah satu momok rusaknya moral
pelajar. Sekolah yang seharusnya menjadi wadah penanaman kejujuran sekarang
justru terbalik. Sekolah sekarang mengajari para siswa mereka untuk tidak
jujur. Kasus menyontek dan saling membantu antara siswa masih di ujian nasional
masih sangat sering kita dengar. Di sekolah yang seharusnya menanamkan perilaku
jujur sekarang justru menjadi tempat berlatih curang.
5. Kurangnya
kesempatan belajar bagi remaja miskin merupakan faktor penyebab kurangnya
kualitas pelajar. Karena mahal dan sangat tingginya biaya pendidikan di Negara
kita beberapa anak pandai dari keluarga miskin justru tidak mampunyai
kesempatan untuk ikut serta memajukan bangsa. Sekolah dan universitas sebagian
besar tidak di huni oleh pelajar atupun mahasiswa pandai tetapi di isi oleh
mereka-mereka yang berkantong tebal. Sehingga kualitas lulusan sekolah pun
sangat jauh dari harapan.
Mungkin menjamurnya
organisasi kepemudaan belum mampu menampung aspirasi seluruh pemuda yang
memiliki berjuta keinginan dalam hal ini ormas Muhammadiyah memberikan
perhatian yang khusus untuk memwadahi para pemuda di dalam berorganisasi dan
menyalurkan aspirasi mereka. Melalui Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Pemuda
Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiah di harapkan
mampu memadahi berjuta asa dan semangat ara pemuda. Meningat sangat kompleknya
problematika yang di alami pemuda dan pelajar sebagai ujung tombak perubahan
bangsa kea rah yang lebih baik dan menjadi nahkoda perbaikan peradaban umat
saat ini. Dari pelajarlah kita berharap lahir seorang Ahmad Dahlan baru yang
memberikan pembaharuan dan menjadi sang pencerah terhadap gelap dan tak
menentunya kondisi bangsa. Semoga pelajar Indonesia mampu membawa Indonesia
bangkit dari keterpurukan dan menjauhkan Indonesia dari lubang kehancuran.
Hanya pelajar dan pemuda yang mampu menghentikan penyakit korupsi, perilaku
hidup hedonis serta membuang jauh busuk dan kotornya pemerintahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar