Jumat, 04 Mei 2012

Peran Strategis Pelajar Di Dalam Memperbaiki Kondisi Bangsa Dan Berbagai Problematika Yang Mengiringinya


Peran Strategis Pelajar Di Dalam Memperbaiki Kondisi Bangsa Dan Berbagai Problematika Yang Mengiringinya
Oleh. Agus Saputro
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dan Ketua  Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kab. Wonogiri

Seiring dengan berkembangya zaman dan bangsa kita sebagai bangsa yang merdeka, dan bebas dari jajahan bangsa asing maka ganjalan dan tantangan bagaikan kerikil tajam yang menghadang perjalanan perkembangan bangsa kita menuju bangsa yang maju. Tantangan dan problematika silih berganti menghampiri bangsa ini. Mulai dari  sekandal korupsi yang menyeret elit politik serta petinggi lembaga negara di negeri ini, kemiskinan yang seolah menjadi masalah yang tak berujung,, buruknya kinerja pemerintah dalam menahkodai negerei tercinta sampai semakin tingginya tindak kriminalitas di sekitar kita. Hal itu merupakan suatu rintangan serius yang sedang di hadapi negara kita. Dan memerlukan kosentrasi khusus untuk menyelesaikanya.
Bagaikan sambaran petir di langit cerah, kita sebagai pelajar seolah hati kita terketuk dan terpanggil untuk memberrikan peranan dan kontribusi di dalam memecahkan masalah yang melilit bangsa. Sebagai gerakan awal hendaknya para pelajar di seluruh Nusantara bersatu padu untuk terut serta berfikir memecahkan problematikan tersebut. Karena tidak dapat kita pungkiri pelajar sebagai agent of cange atau pembawa perubahan adalah alat strategis untuk memperbaiki kebobrokan bangsa. Peranan dan tindakan nyata dari pelajar  akan mampu membawa dampak signifikan bagi berkembangnya bangsa Indonesia.
Pelajar yang memiliki pola pikir kritis dan peka terhadap masalah yang timbul di sekitarnya di harapkan mampu memberikan sumbangan pikiran dan saran untuk memajukan negara kita. Kepekaan seorang intelektual muda di harapkan mampu berfikir kritis di dalam mencari pemecahan masalah yang sesuai dan efektif. Karena tidak dapat di pungkiri bahwa generasi muda mempunya fisik lebih kuat, lebih peka terhadap masalah, dan berfikir lebih kritis di dalam mencari solusi saat menghadapi masalah.
Pemerintah pun hendaknya juga memberikan keleluasaan dan kebebasan para pelajar untuk menyampaikan aspirasi mereka. Minimnya sarana berekspresi dan sarana untuk memberikan masukan kepada pemerintah juga merupakan salah satu faktor penyebab gagalnya pemerintah di dalam mengelola Negara. Pemerintah seolah membatasi ruang gerak pelajar untuk memberikan saran dan masukan terhadap pemerintah sehingga kegiatan pelajar hanya terkonsentrasi di sekolah saja. Pemerintah seolah menutup mata dan menulikan telinga mereka dari teriakan para pelajar.
Pelajar sebagai generasi pemegang tahta kekuasaan dan calon pemimpin bangsa mempunyai peranan yang sangat strategis di dalam menentukan masa depan dan arah bangsa. Pelajar yang memiliki intelektualitas dan akhlak yang mulia akan menjadi  jaminan kemajuan dan kejayaan bangsa.Pelajar lah yang kelak akan menjadi masinis pembawa lokomotif bangsa yang di iringi gerbong-gerbong masalah yang sudah menggunung dan menuntut untuk segera di pecahkan.
Dalam goresan tinta sejarah bangsa ini pelajar telah menorehkan tinta emas di buku perjalanan bangsa. Mulai dari peran pelajar dan intelektual muda di dalam menanamkan dan merubah pola pikir bangsa dari pola pikir bahwa berjuang itu harus dengan mengangkat senjata menjadi perjuangan secara diplomasi dan strategi-strategi perundingan serta perang pena ataupun tulisan.  Pada tahun 1908 melalui Budi Utomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia pelajar Indonesia memberikan peranan yang sangat luar biasa di dalam  membawa bangsa keluar dari lubang setan penjajah. Pada masa memerdekakan bangsa Indonesia, pelajar mencatat sejarah dengan menjadi sutradara dan sekaligus aktor di dalam menculik Ir.Soekarno dan membawanya ke Rengasdengklok serta mendesak Ir. Soekarno untuk segera memproklamasikan  kemerdekakan Indonesia.
Di masa perjuangan  mempertahankan kemerdekaan pelajar melaui tentara pelajar bahu membahu bersama seluruh elemen bangsa untuk menjaga sang saka merah putih agar tetap berkibar di seluruh nusantara. Pada Era Reformasi tahun 1998 pera pelajar dan Mahasiswa berperan di dalam menjungkalkan rezim orde baru yang di pimpin presidan Soeharto yang menguasai Indonesia selama 32 tahun secara diktator. Kebebasan bangsa dari kungkungan orde baru membawa angin segar bagi pera pelajar untuk berperan lebih di dalam perjalanan bangsa.
Realita-realita tersebutlah yang member jawaban dan bukti betapa strategisnya pelajar di dalam membantu bangsa Indonesia keluar dari problematika yang sangat kompleks. Menanamkan pada pelajar sikap jujur dan akhlak mulia merupakan pilihan tepat untuk menjadi obat yang manjur di dalam mengobati penyakit yang di dderita bangsa ini yang semakin kronis. Karena entah mau atau tidak generasi muda dan pelajarlah yang kelak akan memimpin bangsa ini. Jika pelajar saat ini tidak mempunyai intelektualitas yang tinggi dan akhlak yang mulia maka sudah dapat di pastikan bahwa kehancuran bangsa ini akan semakin dekat. Tetapi jika generasi muda saat ini memiliki intelektualitas dan akhlak mulia suddah dapat di psatikan kelak bangsa ini akan menjadi bangsa yang Berjaya.
Selain peranan strategis pelajar tersebut pelajar yang  rata-rata adalah remaja pada usia muda yang masih memiliki pikiran labil dan cenderung ber api-api memerlukan perhatian lebih, agar mereka tidak tersesat di jalan yang salah. Pendampingan terhadap pelajar di saat para pelajar belajar mencari jati diri menuju kedewasaan  harus di lakukan.
Sebuah realita memilukan di saat pelajar harusnya sebagai agen perubahan ke arah lebih baik tetapi karena pola urus yang salah mebuat pelajar justru berbalik yaitu membawa perubahan  ke arah yang buruk. Lunturnya moral dan akhlak terpuci dari pelajar juga harus mendapat perhatian serius dari para pelajar yang mempunyai keinginan untuk merubah masa depan bangsa. Karena hanaya pelajar sendiri lah yang tahu bagaimana memperbaiki semuanya.
Masih terngiyang di benak kita pada even akbar olah raga terbesar se-Asia Tenggara Sea Gaames yang baru saja usai, dan keberhasilan  bangsa ini mampu mengukir sejarah dengan membukukan namanya sebagai juara umum karena memperoleh Medali Emas paling banyak. Dari mana kebehasilan itu kita dapat…??? Hampir 30% atau bahkan lebih atlit-atlit penggawa Indonesia adalah bersetatus sebagai pelajar dan mahasiswa. Dan mereka menunjukan bahwa mereka mampu menunjukan torehan tinta emas dari usaha gigih mereka di dalam mengharumkan nama bangsa melalui bidang olah raga.
Selepas dari kegemilangan prestasi para pemuda dan pelajaar Indonesia terdengar berita yang sangat menyentil, yaitu otak dan pelaku pembunuhan seorang pelajar di Jakarta adalah  juga berstatus sebagai pelajar. Terkuak bahawa pembunuh pelajar tersebut adalah teman sekolah sang  korban. Ironi memang di saat beberapa pelajar dan pemuda berusaha mengharumkan nama bangsa tetapi justru merekan menyebarkan aroma busuk dari perbuatan tidak biadab mereka.
Berbagai factor yang menghambat produktifitas pelajar dan pemuda menjadi pekerjaan yang memerlukan konsentrasi dari semua pihak dan menuntut untuk segera diselesaikan. Faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua menjadi factor terbesar penyebab terhambatnya produktifitas pelajar. Banyak di antara kasus-kasus yang menghampiri pelajar di karenakan retak dan hancurnya kehidupan keluarga mereka atau broken home. Remaja ataupun pelajar mencari kebahagiaan ataupun perhatian lain di luar keluarga mereka, tetapi mereka tidak sadar kalau jalan yang mereka pilih adalah salah.
2.    Media yang selalu menampilkan pola hidup hedonis dan identik dengan hura-hura juga menjadi saalah satu faktornya. Banyak sekali sinetron, drama remaja, rubrik-rubrik di koran ataupun majalah yang menampilkan perilaku hidup mewah dan mengarah pada pergaulan bebas remaja. Pelajar dan remaja Indonesia setiap hari di cekoki dengan tontonan-tontonan yang sangat bertentangan dengan moral dan etika di Negara kita.
3.    Bebas dan sangat mudahnya situs-situs porno di akses oleh para pelajar dan remaja. Kemudahan dalam akses internet juga membawa dampak dengan mudahnya fasilitas tersebut di salah gunakan. Di sekolah, di kampus yang menyediakan jasa internet gratis dan makin menjamurnya warung internet atau warnet dengan tarif  yang terjangkau dengan minimnya pengawasan menjadi semakin besarnya fasilitas itu di salah gunakan.
4.    Kejujuran yang tidak di tanamkan sejak dini menjadi salah satu momok rusaknya moral pelajar. Sekolah yang seharusnya menjadi wadah penanaman kejujuran sekarang justru terbalik. Sekolah sekarang mengajari para siswa mereka untuk tidak jujur. Kasus menyontek dan saling membantu antara siswa masih di ujian nasional masih sangat sering kita dengar. Di sekolah yang seharusnya menanamkan perilaku jujur sekarang justru menjadi tempat berlatih curang.
5.    Kurangnya kesempatan belajar bagi remaja miskin merupakan faktor penyebab kurangnya kualitas pelajar. Karena mahal dan sangat tingginya biaya pendidikan di Negara kita beberapa anak pandai dari keluarga miskin justru tidak mampunyai kesempatan untuk ikut serta memajukan bangsa. Sekolah dan universitas sebagian besar tidak di huni oleh pelajar atupun mahasiswa pandai tetapi di isi oleh mereka-mereka yang berkantong tebal. Sehingga kualitas lulusan sekolah pun sangat jauh dari harapan.
Mungkin menjamurnya organisasi kepemudaan belum mampu menampung aspirasi seluruh pemuda yang memiliki berjuta keinginan dalam hal ini ormas Muhammadiyah memberikan perhatian yang khusus untuk memwadahi para pemuda di dalam berorganisasi dan menyalurkan aspirasi mereka. Melalui Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiah di harapkan mampu memadahi berjuta asa dan semangat ara pemuda. Meningat sangat kompleknya problematika yang di alami pemuda dan pelajar sebagai ujung tombak perubahan bangsa kea rah yang lebih baik dan menjadi nahkoda perbaikan peradaban umat saat ini. Dari pelajarlah kita berharap lahir seorang Ahmad Dahlan baru yang memberikan pembaharuan dan menjadi sang pencerah terhadap gelap dan tak menentunya kondisi bangsa. Semoga pelajar Indonesia mampu membawa Indonesia bangkit dari keterpurukan dan menjauhkan Indonesia dari lubang kehancuran. Hanya pelajar dan pemuda yang mampu menghentikan penyakit korupsi, perilaku hidup hedonis serta membuang jauh busuk dan kotornya pemerintahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar